Inovasi Sistem Informasi & New
Technology
Disusun Oleh:
Anggraeni Tri Windyastuti
10116879
2KA21
Fakultas Ilmu Komputer & Teknologi Informasi
Universitas
Gunadarma
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Perkembangan teknologi seperti sekarang ini sangat
bermanfaat dan telah mengalami perkembangan sangat pesat khususnya dalam bidang
informatika. Dimana dengan perkembangan ini, bidang informatika tidak lagi
hanya menghasilkan pengembangan program perangkat lunak saja, tetapi juga dapat
menghasilkan pengembangan dalam bidang permodelan yang bersifat komplek dan
menyeluruh.
Pembuatan sebuah perangkat lunak yang baik haruslah
memiliki teknik analisa kebutuhan dan teknik permodelan yang baik pula. Hal
tersebut dimaksudkan supaya terwujudnya suatu perangkat lunak yang baik dan
bermanfaat. Dengan hal tersebut maka perlulah suatu pengenalan mengenai
permodelan dalam suatu pembangunan suatu Perangkat Lunak (software). Terdapat banyak permodelan mengenai pembangunan suatu
Perangkat Lunak seperti SDLC.
2. Perumusan
Masalah
Dari pemaparan latar belakang, maka dapat diambil
perumusan masalah yaitu menganalisa mengenai pengertian SDLC serta
tahapan-tahapan yang ada di dalam SDLC.
3. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu SDLC
2. Mahasiswa dapat mengetahui tahapan-tahapan dalam SDLC
3. Mahasiswa dapat mengetahui contoh dari SDLC
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
SDLC
System
Development Life Cycle (SDLC) adalah suatu pendekatan yang memiliki tahap atau
bertahap untuk melakukan analisa dan membangun suatu rancangan sistem dengan
menggunakan siklus yang lebih spesifik terhadap kegiatan penggunan (Kendall
& Kendall, 2006).
Metode SDLC
adalah metode yang menggunakan pendekatan sistem yang disebut pendekatan air
terjun (waterfall approach) dimana setiap tahapan sistem akan dikerjakan secara
berurut menurun dari perencanaan, analisa, desain, implementasi, dan perawatan
(Aji Supriyanto 2005:272).
Siklus hidup
pengembangan sistem (System Development
Life Cycle / SDLC) merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk
menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah di dalam tahapan tersebut untuk
proses pengembangannya. Siklus hidup pengembangan system merupakan proses
evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informal
berbasis komputer. SDLC dilakukan dengan pendekatan sistem secara teratur dan
dilakukan secara top-down, oleh karenanya sering disebut pendekatan air terjun
(waterfall approach) bagi
pengembangan dan penggunaan sistem.
Tahapan SDLC
Setiap
pengembang mempunyai strategi yang berlainan, namun demikian pada dasarnya
siklus hidup pengembangan sistem informasi terdapat 5 (lima) tahapan, yaitu:
1.
Perencanaan
Sistem (System Planning)
2.
Analisis
Sistem (System Analysis)
3.
Perancangan
Sistem (System Design)
4.
Implementasi
Sistem (System Implementation)
5.
Penggunaan
Sistem (System Utilization)
Tahap
Perencanaan Sistem (System Planning)
Perencanaan
sistem merupakan tahap paling awal yang memberikn pedoman dala melakukan
langkah selanjutnya. Perencanaan sistem menyangkut estimasi dari
kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan untuk
mendukung pengembangan sistem ini serta mendukung operasinya setelah
diterapkan.
Perencanaan
sistem dapat terdiri dari perencanaan jangka pendek meliputi periode 1 sampai 2
tahun dan perencanaan jangka panjang meliputi periode sampai dengan 5 tahun.
Perencanaan sistem biasanya ditangani oleh staf perencanaan sistem, bila tidak
ada dapat juga dilakukan oleh departemen sistem.
Proses perencanaan sistem dapat dikelompokkan dalam 3
proses utama, yaitu:
a)
Merencanakan
proyek-proyek sistem yang dilakukan oleh staf perencanaan sistem
b)
Menentukan
proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan dan dilakukan oleh komite pengarah
c)
Mendefinisikan
proyek-proyek sistem dikembangkan dan dilakukan oleh analis sistem
Tahap
Analisis Sistem (System Analysis)
Analisis sistem
dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke
dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan
mengevalusi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan
yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan
perbaikan-perbaikan.
Tahap analisis
merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan didalam tahap
ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya. Langkah-langkah di
dalam tahap analisis sistem hampir sama dengan langkah-langkah yang dilakukan
dalam mendefinisikan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan di tahap
perencanaan sistem. Perbedaannya pada analisis sistem ruang lingkup tugasnya
lebih terinci. Didalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar
yang harus dilakukan oleh Analis Sistem, yaitu:
a)
Identify, yaitu mengidentifikasikan masalah,
mengidentifikasikan penyebab masalah, mengidentifikasikan titik keputusan,
mengidentifikasikan personil-personil kunci.
b)
Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada,
menentukan jenis penelitian, merencanakan jadwal penelitian, mengatur jadwal
wawancara, mengatur jadwal observasi, mengatur jadwal pengambilan sampel,
membuat penugasan penelitian, membuat agenda wawancara, mengumpulkan hasil
penelitian.
c)
Analyze, yaitu menganalisis sistem, menganalisis kelemahan
sistem, menganalisis kebutuhan informasi pemakai/manajemen.
d)
Report, yaitu membuat laporan hasil analisis yang bertujuan
untuk memberi laporan bahwa analisis telah selesai dilakukan, meluruskan
kesalahan pengertian mengenai apa yang telah ditemukan dan dianalisis oleh
analis sistem tetapi tidak sesuai menurut manajemen, meminta pendapat-pendapat
dan saran-saran dari pihak manajemen, meminta persetujuan kepada pihak
manajemen untuk melakukan tindakan selanjutnya.
Tahap Perancangan
Sistem (System Design)
Setelah tahap
analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan
gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi
analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Tahap ini
disebut dengan perancangan sistem (system
design). Tahap perancangan sistem ini mempunyai tujuan utama yaitu untuk
memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem, untuk memberikan gambaran yang jelas
dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogrma kompter dan ahli-ahli teknik
lainnya yang terlibat. Tahap perancangan sistem merupakan tahap penentuan
proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Untuk sistem berbasis
komputer biasanya dalam rancangan ada spesifikasi jenis peralatan yang akan
digunakan. Adapun langkah-langkah dalam tahap perancangan sistem ini meliputi:
a)
Menyiapkan rancangan sistem yang terinci
Analis bekerja sama dengan pemakai dan
mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat-alat yang telah dijelaskan
dalam modul teknis. Penggambaran dilakukan dari yang besar dan secara bertahap
secara rinci dengan pendekatan top-down dan ini biasanya dilakukan untuk
rancangan terstruktur (structured design).
b)
Mengidentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi
sistem
Analis harus mengidentifikasikan konfigurasi (bukan
merek atau model) peralatan komputer yang akan memberikan hasil terbaik bagi
sistem untuk menyelesaikan pemrosesan.
c)
Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
Analis bekerja bersama manajer mengevaluasi berbagai
alternatif dan dipilih yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria
kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.
d)
Memilih konfigurasi yang terbaik
Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dengan
menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu
konfigurasi tunggal. Setelah di analisis kemudian direkomendasikan kepada
manajer untuk disetujui. Persetujuan dilakukan oleh Komite pengarah SIM.
e)
Menyetujui usulan penerapan
Analisis menyiapkan usulan penerapan yang mengikhtisarkan
tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan dan
biayanya.
f)
Menyetujui atau menolak penerapan sistem
Jika keuntungan dari sistem melebihi biayanya,
penerapan akan disetujui.
Tahap
Implementasi Sistem (System Implementation)
Setelah dianalisis dan dirancang secara rinci dan
teknologi telah diseleksi dan dipilih. Tiba saatnya sistem untuk
diimplementasikan. Tahap implementasi system merupakan tahap meletakkan sistem
supaya siap untuk dioperasikan. Tahap ini termasuk juga kegiatan menulis kode
program jika tidak digunakan paket perangkat lunak aplikasi.
Implementasi sistem merupakan kegiatan untuk
memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang
menghasilkan suatu sistem yang bekerja. Adapun langkah-langkah dalam tahap ini,
meliputi:
a)
Merencanakan penerapan
Sebelum sistem baru digunakan, manajer dan spesialis
infomasi memahami dengan baik pekerjaan yang diperlukan untuk menerapkan
rancangan sistem.
b)
Mengumumkan penerapan
Proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan
cara yang sama seperti penelitian sistem. Tujuannya untuk menginformasikan
pegawai mengenai keputusan untuk menerapkan sistem baru dan meminta kerjasama
pegawai.
c)
Mendapatkan sumberdaya perangkat keras
Rancangan sistem disediakan bagi para pemasok berbagai
jenis peralatan komputer yang terdapat pada konfigurasi yang disetujui. Setiap
pemasok diberikan request for proposal (REF).
d)
Mendapatkan sumberdaya perangkat lunak
Dapat membuat sendiri oleh programmer dari dokumen
yang disiapkan analis sistem atau menggunakan perangkat lunak aplikasi jadi
(prewritten application software).
e)
Menyiapkan database
DBA bertanggungjawab untuk semua kegiatan yang
berhubungan dengan data, dan ini mencakup persiapan database.
f)
Menyiapkan fasilitas fisik
Fasilitas di sini adalah lantai yang ditinggikan,
pengendalian suhu ruangan dan kelembaban khusus, keamanan, peralatan pendeteksi
api dan pemadam kebakaran, dsb.
g)
Mendidik peserta dan pemakai
Baik peserta (operator pemasukan data, pegawai koding,
dan administrasi) dan pemakai harus dididik tentang peran mereka dalam sistem.
Pendidikan sebaiknya setelah siklus hidup dimulai, tepat sebelum bahan-bahan
yang dipelajari mulai diterapkan.
h)
Masuk ke sistem baru
Proses menggantikan sistem lama ke sistem baru disebut
cutover. Ada 4 pendekatan dasar:
percontohan (pilot project),
serentak, bertahap, dan paralel.
Tahap Penggunaan
Sistem (System Utilization)
Pada tahap ini terdiri dari 3 yaitu:
a)
Menggunakan sistem
Pemakai menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan
pada tahap perencanaan.
b)
Audit sistem
Penelitian apakah sistem baru memenuhi kriteria
kinerja. Studi ini disebut “penelaahan setelah penerapan” (post implementation).
c)
Memelihara sistem
Selama manajer menggunakan sistem, berbagai modifikasi
dibuat sehingga sistem terus memberikan dukungan yang diperlukan. Modifikasi
ini disebut pemeliharaan sistem. Ada tiga alasan untuk pemeliharaan:
memperbaiki kesalahan, menjaga kemutakhiran sistem dan meningkatkan sistem.
Contoh
Metodologi atau Model Pengembangan Sistem
Berikut ini adalah contoh Metodologi atau model
pengembangan sistem, baik yang terstruktur maupun yang berbasis obyek:
1)
Agile Model
(Widodo Jurnal : 2006:1) pada dekade ke 90-an
diperkenalkan metodologi baru yang dikenal dengan nama agile methods. Metodologi ini sangat revolusioner perubahannya jika
dibandingkan dengan metode sebelumnya. Agile
Methods dikembangkan karena pada metodologi tradisional terdapat banyak hal
yang membuat proses pengembangan tidak dapat berhasil dengan baik sesuai tuntutan
user.
Kelebihan
Metode Agile
a) Meningkatkan rasio kepuasan pelanggan
b) Bisa melakukan review pelanggan mengenai software yang
dibuat lebih awal
c) Mengurangi resiko kegagalan implementasi software dari
non-teknis
d) Besar kerugian baik secara material atau immaterial
tidak terlalu besar jika terjadi kegagalan
Kelemahan
Metode Agile
a) Agile jarang dipraktekkan secara langsung
b) Interaksi dengan customers yang berlebihan
c) Agile sulit diimplementasikan dalam proyek yang
berskala besar
d) Membutuhkan manajemen tim yang terlatih
e) Lemah dalam perencanaan arsitektur, 2 Scrum dan
Extreme Programming
f) Keterbatasan waktu dalam perencanaan proyek
2)
Metodologi Waterfall
Metodologi Waterfall merupakan model klasik yang
sederhana dengan aliran sistem yang linier. Output dari setiap tahap merupakan
input bagi tahap berikutnya. Model in pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce tahun1970, sekarang model
ini lebih dikenal dengan Linier Sequential Model. Karakteristik dari metodologi
waterfall ini meliputi beberapa bagian, yaitu:
·
Aktivitas
mengalir dari satu fase ke fase lainnya secara berurutan.
·
Setiap fase
dikerjakan terlebih dahulu sampai selesai, jika sudah selesai baru mulai menuju
fase berikutnya.
Tahapan penelitian pada model waterfall meliputi
metodologi, berupa:
a) System
Engineering, menetapkan
segala hal yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek.
b) Analisis, menganalisis hal-hal yang diperlukan untuk pembuatan
atau pengembangan perangkat lunak.
c) Design, tahap penerjemahan dari keperluan atau data yang
telah dianalisis ke dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh programmer. Tiga
atribut yang penting dalam proses perancangan, yaitu: struktur data, arsitektur
perangkat lunak dan prosedur rinci/algoritma.
d) Coding, menerjemahkan data yang telah dirancang/algoritma ke
dalam bahasa pemrograman yang telah ditentukan.
e) Testing, uji coba terhadap program yang telah dibuat.
f) Maintenance, perubahan atau penambahan program sesuai dengan permintaan
user.
Kelebihan
Metodologi Waterfall
Metode ini masih lebih baik digunakan walaupun sudah
tergolong kuno, daripda menggunakan pendekatan asal-asalan. Selain itu, metode
ini juga masih masuk akal jika kebutuhan sudah diketahui dengan baik.
Kelemahan
Metodologi Waterfall
·
Pada
kenyataannya, jarang mengikuti urutan sequential seperti pada teori. Iterasi
sering terjadi menyebabkan masalah baru.
·
Sulit bagi
pelanggan untuk menentukan semua kebutuhan secara eksplisit.
·
Pelanggan
harus sabar, karena pembuatan perangkat lunak akan dimulai ketika tahap desain
sudah selesai. Sedangkan pada tahap sebelum desain bisa memakan waktu yang
lama.
·
Kesalahan di
awal tahap berakibat sangat fatal pada tahap berikutnya.
3)
Metodologi Prototype
Model ini dikembangkan karena adanya kegagalan yang
terjadi akibat pengembangan project/aplikasi menggunakan sistem waterfall.
Kegagalan yang terjadi biasanya dikarenakan adanya kekurangpahaman atau bahkan
sampai kesalahpahaman pengertian developer aplikasi mengenai user requirement
yang ada. Tahapan metodologi prototype antara lain:
a) Pengumpulan
Kebutuhan dan Perbaikan, menetapkan
segala kebutuhan untuk pembangunan perangkat lunak.
b) Desain cepat, tahap penerjemahan dari keperluan atau data yang
telah dianalisis ke dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh user.
c) Bentuk
Prototype,
menerjemahkan data yang telah dirancang ke dalam bahasa pemrograman (program
contoh atau setengah jadi).
d) Evaluasi
Pelanggan Terhadap Prototype, program
yang sudah jadi diuji oleh pelanggan, dan bila ada kekurangan pada program bisa
ditambahkan.
e) Prototype, perbaikan program yang sudah jadi, sesuai dengan
kebutuhan konsumen. Kemudian dibuat program kembali dan di evaluasi oleh
konsumen sampai semua kebutuhan user terpenuhi.
f) Produk Rekayasa, program yang sudah jadi dan seluruh kebutuhan user
sudah terpenuhi.
Kelebihan
Metode Prototype
·
Developer
belajar langsung mengenai kebutuhan sistem dari customer/user.
·
Hasil produk
yang lebih akurat (lebih sesuai dengan permintaan user).
·
Desain sistem
lebih fleksibel.
·
Iteraktif
dengan adanya simulasi prototype.
·
Untuk
pengembangan lebih lanjut (jika terjadi perubahan), developer hanya perlu
mengubah prototype.
·
Jika
customer sudah “puas”, prototype dibuat menjadi system secara sempurna untuk dijadikan
‘Final Product’.
Kelemahan
Metode Prototype
·
Proses bisa
jadi berlanjut terus menerus tanpa henti (mengikuti keinginan customer).
·
Bisa jadi
customer malah menginginkan prototype system dikirim.
·
Reputasi
yang buruk sebagai sebuah metode yang bersifat “Quick and Dirty”.
·
Kemungkinan
perawatan secara keseluruhan bisa saja terabaikan.
·
Pengembangan
yang berlebihan untuk prototype.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle / SDLC) merupakan suatu bentuk yang
digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah di dalam
tahapan tersebut untuk proses pengembangannya.
Pada dasarnya siklus hidup pengembangan sistem
informasi terdapat 5 (lima) tahapan, yaitu: Perencanaan Sistem (System Planning), Analisis Sistem (System Analysis), Perancangan Sistem (System Design), Implementasi Sistem (System Implementation), Penggunaan
Sistem (System Utilization).
Saran
Sebelum kita
melakukan maupun membangun sebuah perangkat lunak. Ada baiknya kita mengetahui
dulu pengembangan sistem informasi (SDLC) dalam menunjang pembuatan perangkat
lunak tersebut. Hal ini dilakukan agar kita dapat menghasilkan suatu perangkat
lunak yang baik dan bermanfaat bagi penggunanya.
Daftar
Pustaka
Komentar
Posting Komentar