Ilmu
Budaya Dasar
Disusun
Oleh:
Anggraeni
Tri Windyastuti
10116879
1KA25
Kata
Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena dengan rahmat karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah Ilmu Budaya Dasar ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk
memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Ilmu Sosial Dasar dan dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saya berharap adanya kritik, saran dan ulasan demi perbaikan makalah yang telah
saya buat. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang
membangun.
Terimakasih
Pendahuluan
Latar Belakang
Manusia dan
kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam
kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan
kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya
tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah
diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Kebudayaan terus
berkembang dengan cepat dari masa ke masa. Kebudayaan
berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
Seni adalah sebuah karya atau sastra yang tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan manusia. Ini dikarenakan seni merupakan ekspresi manusia terhadap
sesuatu.
Rumusan Masalah
1.
Manusia
dan kebudayaan :
·
Pengertian
manusia
·
Hakekat
manusia
·
Pengertian
budaya
·
Definisi
budaya
·
Definisi
kebudayaan
·
Unsur
kebudayaan
·
Wujud
& komponen kebudayaan
·
Faktor
yang mendorong & menghambat perubahan kebudayaan
2.
Manusia
dan kesusastraan :
·
Pengertian
kesusastraan
·
Proses
penciptaan kesusastraan
·
Bentuk
kesusastraan
·
Pendekatan
Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan prosa
·
Pendekatan
Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan puisi
·
Nilai-nilai
dalam prosa fiksi
Tujuan Pembahasan
1.
Mengetahui
pengertian manusia, budaya, kebudayaan
dan kesusastraan.
2.
Mengetahui
hakekat manusia, unsur kebudayaan, wujud & komponen kebudayaan dan faktor
yang mendorong & menghambat perubahan kebudayaan.
3.
Mengetahui
pengertian kesusastraan.
4.
Mengetahui
proses penciptaan kesusastraan, bentuk kesusastraan, pendekatan ilmu budaya
dasar yang dihubungkan dengan prosa dan puisi, dan nilai-nilai dalam prosa
fiksi.
Manusia dan Kebudayaan
Manusia
Manusia atau orang
dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara
biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens
(Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"),
sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak
berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep
jiwa yang bervariasi yang, dalam agama,
dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos,
mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk
membentuk kelompok, dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Ada dua macam pandangan yang akan menjadi acuan untuk menjelaskan
unsur-unsur yang membangun manusia.
1.
Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
Ø Jasad : badan kasar manusia yang
dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati ruang dan waktu.
Ø Hayat : mengandung unsur hidup, yang
di tandai dengan gerak.
Ø Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan,
daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan
mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
Ø Nafs : dalam pengertian diri atau
keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.
(Asy’arie, 1992 hal: 62-84).
2.
Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:
Ø Id, merupakan struktur kepribadian
yang paling primitive dan paling tidak tampak. Id merupakan energi psikis yang
irrasional dan terkait dengan sex yang secara instingtual menentukan
proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh kesenangan yang harus
di penuhi, baik secara langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung
melalui mimpi atau khayalan.
Ø Ego, sering disebut “eksekutif”
karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan Id dengan saluran sosial agar
dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh prinsip realitas dan mulai
berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.
Ø Super ego, merupakan struktur
kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia lima tahun. Super ego
menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri
melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi. (freud, dalam Brennan,
1991; hal 205-206).
Hakekat
Manusia
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai
makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain. Manusia
terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa
nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan
untuk kebaikan mereka masing – masing dan untuk orang di sekitar mereka.
Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini. Salah satu
hakekat manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup
berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan saling berbagi.
Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture
juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Definisi Budaya
Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan
dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah
suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami
kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam
definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan
oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya
sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda
dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Definisi Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang
berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan sangat
erat hubungannya dengan masyarakat.
Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai
sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang
kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan
mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan
serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan
lagi segala pernyataan intelektual dan artistic.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan, dan Soelaiman
Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah
sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita
nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu
bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Unsur
Kebudayaan
Menurut C. Kluckhohn di dalam karyanya yang berjudul
Universal Categories of Culture mengemukakan, bahwa ada tujuh unsur kebudayaan
universal, yaitu:
a.
Sistem Religi
Kepercayaan
manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa
ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
b.
Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Sistem
yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk
yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing –
masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
c.
Sistem Pengetahuan
Sistem
yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda
sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu
disampaikan agar yang lain juga mengerti.
d.
Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem Ekonomi
Terlahir
karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu
ingin lebih.
e.
Sistem Teknologi dan Peralatan
Sistem
yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang
baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk
hidup yang lain.
f.
Bahasa
Sesuatu
yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk
mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang
dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
g.
Kesenian
Setelah
memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi
kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
Wujud
dan Komponen
Wujud
Menurut J.J. Hoenigman, wujud
kebudayaan dibedakan menjadi:
·
Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan, dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
Wujud ideal adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan, dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
- Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati, dan didokumentasikan. - Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur, dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Sedangkan menurut Koentjaraningrat,
wujud kebudayaan dibagi menjadi nilai budaya, sistem budaya, sistem sosial, dan
kebudayaan fisik.
·
Nilai-nilai
Budaya
Istilah ini, merujuk kepada penyebutan unsur-unsur kebudayaan yang merupakan pusat dari semua unsur yang lain. Nilai-nilai kebudayaan yaitu gagasan-gagasan yang telah dipelajari oleh warga sejak usia dini, sehingga sukar diubah. Gagasan inilah yang kemudian menghasilkan berbagai benda yang diciptakan oleh manusia berdasarkan nilai-nilai, pikiran, dan tingkahlakunya.
Istilah ini, merujuk kepada penyebutan unsur-unsur kebudayaan yang merupakan pusat dari semua unsur yang lain. Nilai-nilai kebudayaan yaitu gagasan-gagasan yang telah dipelajari oleh warga sejak usia dini, sehingga sukar diubah. Gagasan inilah yang kemudian menghasilkan berbagai benda yang diciptakan oleh manusia berdasarkan nilai-nilai, pikiran, dan tingkahlakunya.
·
Sistem
Budaya
Dalam wujud ini, kebudayaan bersifat abstrak sehingga hanya dapat diketahui dan dipahami. kebudayaan dalam wujud ini juga berpola dan berdasarkan sistem-sistem tertentu.
Dalam wujud ini, kebudayaan bersifat abstrak sehingga hanya dapat diketahui dan dipahami. kebudayaan dalam wujud ini juga berpola dan berdasarkan sistem-sistem tertentu.
·
Sistem
Sosial
Sistem sosial merupakan pola-pola tingkah laku manusia yang menggambarkan wujud tingkah laku manusia yang dilakukan berdasarkan sistem. Kebudayaan dalam wujud ini bersifat konkret sehingga dapat diabadikan.
Sistem sosial merupakan pola-pola tingkah laku manusia yang menggambarkan wujud tingkah laku manusia yang dilakukan berdasarkan sistem. Kebudayaan dalam wujud ini bersifat konkret sehingga dapat diabadikan.
·
Kebudayaan
Fisik
Kebudayaan fisik ini merupakan wujud terbesar dan juga bersifat konkret. Misalnya bangunan megah seperti candi Borobudur, benda-benda bergerak seperti kapal tangki, komputer, piring, gelas, kancing baju, dan lain-lain
Kebudayaan fisik ini merupakan wujud terbesar dan juga bersifat konkret. Misalnya bangunan megah seperti candi Borobudur, benda-benda bergerak seperti kapal tangki, komputer, piring, gelas, kancing baju, dan lain-lain
Komponen
Budaya memiliki beberapa elemen atau
komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :
- Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci. - Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional. - Lembaga sosial
Lembaga sosial, dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan, dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem sosial yang terbentuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar, dan konsep yang berlaku pada tatanan sosial masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota, dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier - Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan, dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup, dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi. - Estetika
Berhubungan dengan seni, dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama, dan tari –tarian, yang berlaku, dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan, dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah, dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning, dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut. - Bahasa
Bahasa merupakan alat pengantar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian, dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik, dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan, dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari, dan dipahami agar komunikasi lebih baik, dan efektif dengan memperoleh nilai empati, dan simpati dari orang lain.
Unsur-Unsur
Kebudayaan
Koentjaraningrat (1985) menyebutkan
ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan.
Ketujuh unsur tersebut:
1.Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik
manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka
sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
2.Sistem teknologi dan peralatan
Sistem yang timbul karena manusia
mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi
kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
3.Sistem organisasi masyarakat
Sistem yang muncul karena kesadaran
manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun
tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga
timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
4.Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya
sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi
antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal
seperti bahasa Inggris.
5.Sistem mata pencaharian hidup dan
sistem ekonomi
Sistem yang timbul karena manusia
mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi
kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
6.Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap
manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan
mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang
lain juga mengerti.
7.Sistem religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya
Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan
Maha Kuasa.
Manusia
dan Kebudayaan
Manusia Indonesia dalam hal kebudayaan
saat ini mengalami berbagai rintangan dan halangan untuk menerima serbuan
kebudayaan asing yang masuk lewat Globalisasi (perluasan cara-cara sosial
melalui antar benua). Dalam hal ini teknlogi informasi dan komunikasi yang
masuk ke Indonedia turut merobah cara kebudayaan Indonesia tersebut, baik itu
kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di
Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia
untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan
perilaku yang cenderung ke Barat-baratan (westernisasi), yang menyebabkan
terkendala dalam memajukan kebudayaannya sendiri.
Faktor Yang Mendorong dan
Menghambat Perubahan Kebudayaan
1.Mendorong
Perubahan Kebudayaan
adanya unsur-unsur kebudayaan yang
memiliki potensi mudah berubah,terutama unsur-unsur teknologi dan
ekonomi.adanya individu-individu yang mudah menerima unsur-unsur perubahan
kebudayaan terutama generasi muda.
2.Menghambat
perubahan kebudayaan
adanya unsur-unsur kebudayaan yang
memiliki potensi sukar berubah seperti : adat istiadat,dan keyakinan
agama,adanya individu-individu yang sukar menerima unsur-unsur perubahan
terutama generasi kolot.
1.Faktor Internal
Ø Perubahan Demografis
Perubahan
demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus bertambah,akan mengakibatkan
terjadinya perubahan diberbagai sektor kehidupan,contohnya : bidang
perekonomian, pertambahan peduduk akan persediaan kebutuhan pangan,sandang dan
papan.
Ø Konflik Sosial
Konflik social dapat mmpengaruhi
terjadinya perubahan dalam suatu masyarakat, contohnya: konflik kepentingan
antara kaum pendatang dengan penduduk setempat didaerah transmigrasi,untuk
mengatasinya pemerintah mengikutsertakan penduduk setempat dalam program
pembangunan bersama-sama para transmigran.
Ø Bencana Alam
Bencana alam yang menimpa masyarakat
dapat mempengaruhi perubahan contohnya : banjir,bencana longsor,letusan gunung
berapi masyarakat akan dievakuasi dan dipindahkan ketempat yang baru,disanalah
mereka harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan budaya setempat sehingga
terjadi proses asimilisasi maupun alkuturasi.
Ø Perubahan Lingkungan Alam
Ada beberapa faktor misalnya
pendangkalan muara sungai yang membentuk delta,rusaknya hutan karena
erosi,perubahan demikian dapat mengubah kebudayaan hal ini disebabkan karena
kebudayaan mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan setempat.
2. Faktor Eksternal
Ø Perdagangan
Indonesia
terletak pada jalur perdagangan asia timur dengan india,timur tengah bahkan
eropa barat,itulah sebabnya indonesia sebagai persinggahan pendagang pendagang
besar,selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat
setempat sehingga terjadilah perubahan budaya.
Ø Penyebaran Agama
Masuknya
unsur-unsur agama hindu dari india atau budaya arab bersamaan proses penyebaran
agama hindu dan islam ke indonesia demikian pula masuknya unsur-unsur budaya
barat melalui proses penyebaran agama kristen dan kalonialisme.
Ø Peperangan
Kedatangan
bangsa barat ke indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras dalam bentuk
peperangan,dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsur unsur budaya bangsa
asing ke indonesia.
Manusia dan Kesusastraan
Pengertian Kesusastraan
Secara
etimologi (menurut asal-usul kata) kesusastraan berarti karangan yang indah.
“sastra” (dari bahasa Sansekerta) artinya: tulisan, karangan. Akan tetapi
sekarang pengertian “Kesusastraan” berkembang melebihi pengertian etimologi
tersebut. “kesusastraan” adalah merupakan pengungkapan dari fakta artistik dan
imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia (dan masyarakat) melalui
bahasa sebagai medium dan punya efek yang positif terhadap kehidupan manusia
(kemanusiaan).
Proses Penciptaan Kesusastraan
Seorang
pengarang berhadapan dengan suatu kenyataan yang ditemukan dalam masyarakat
(realitas objektif). Realitas objektif itu dapat berbentuk peristiwa-peristiwa,
norma-norma (tata nilai), pandangan hidup dan lain-lain bentuk-bentuk realitas
objektif itu. Ia ingin memberontak dan memprotes. Sebelum pemberontakan
tersebut dilakukan (ditulis) ia telah memiliki suatu sikap terhadap realitas objektif
itu. Setelah ada suatu sikap maka ia mencoba mengangankan suatu “realitas” baru
sebagai pengganti realitas objektif yang sekarang ia tolak. Hal inilah yang
kemudian ia ungkapkan di dalam cipta sastra yang diciptakannya. Ia mencoba
mengutarakan sesuatu terhadap realitas objektif yang dia temukan. Ia ingin
berpesan melalui cipta sastranya kepada orang lain tentang suatu yang ia anggap
sebagai masalah manusia.
Bentuk-Bentuk Kesusastraan
Ada beberapa bentuk kesusastraan :
- Puisi
- Fiksi
- Essay dan Kritik
- Drama
Apakah yang membedakan antara puisi dengan
fiksi? Perbedaan itu akan terlihat dalam proses pengungkapannya. Dalam puisi
akan dijumpai dua proses yang disebut, proses konsentrasi dan proses
intensifikasi. Proses konsentrasi yakni proses pemusatan terhadap suatu fokus
suasana dan masalah, sedang proses intensifikasi adalah proses pendalaman
terhadap suasana dan masalah tersebut.
Cerita-cerita (fiksi) sering dibedakan
atas tiga macam bentuk yakni: cerita pendek (cerpen), novel, dan roman. Akan
tetapi di dalam kesusastraan Amerika hanya dikenal istilah: cerpen dan novel.
Istilah roman tidak ada. Yang kita maksud dengan “roman” dalam kesusastraan
Amerika adalah juga “novel”. Cerita pendek (cerpen) merupakan pengungkapan
suatu kesan yang hidup dari fragmen kehidupan manusia. Daripada tidak dituntut
terjadinya suatu perobahan nasib dari pelaku-pelakunya. Novel merupakan
pengungkapan dari fragmen kehidupan manusia (dalam jangka yang lebih panjang)
dimana terjadi konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan
jalan hidup antara para pelakunya. Beberapa contoh novel dalam kesusastraan
Indonesia misalnya adalah “Belenggu” karya Armin Pane, “Kemarau” karya A.A.
Navis, “Merahnya Merah” karya Iwan Simatupang.
Istilah roman berasal dari kesusastraan
Perancis. “Roman” adalah bahasa rakyat sehari-hari di negeri Perancis. Kemudian
berkembang artinya menjadi cerita-cerita tentang pengalaman-pengalaman kaum ksatria
dan cerita-cerita kehidupan yang jenaka, dari pedesaan.
Hakekat dari cerita rekaan ialah
bercerita. Ada yang diceritakan dan ada yang menceritakan.
Essay adalah suatu karangan yang berisi
tanggapan-tanggapan, komentar, pikiran-pikiran tentang suatu persoalan. Setiap
essay bersifat subjektif, suatu pengucapan jiwa sendiri. Dalam essay tidak
diperlukan adanya suatu konklusi (kesimpulan). Essay bersifat sugestif dan
lebih banyak memperlihatkan alternatif-alternatif.
Suatu kritik juga bersifat subjektif
meskipun barangkali menggunakan term-term yang objektif. Kritik merupakan salah
satu bentuk essay. Suatu kritik (sastra) yang baik juga harus lebih banyak
memperlihatkan alternatif-alternatif daripada memberikan vonis. Beberapa
penulis essay yang terkenal dalam kesusastraan Indonesia adalah Gunawan
Mohammad, Arief Budiman, Wiratmo Sukito, Sujatmoko, Buyung Saleh (Tokoh Lekra),
Umar Khayam dan lain-lain. Sedang tokoh-tokoh kritikus yang terkenal antara
lain adalah : H.B. Yassin, Prof. Dr. A. Teeuw, M.S. Hutagalung, J.U. Nasution,
Boen Sri Umaryati, M. Saleh Saad, Umar Yunus dan lain-lain.
Bentuk kesusastraan yang lain adalah drama
atau sandiwara (sandi = rahasia, Wara = pelajaran) artinya pelajaran yang
disampaikan secara rahasia. Drama atau sandiwara yang digolongkan ke dalam
ciptasastra bukanlah drama atau sandiwara yang dimainkan (dipergelarkan) tetapi
adalah cerita, atau naskah, atau reportoar yang akan dimainkan tersebut.
Hakekat drama adalah terjadinya suatu
konflik. Baik konflik antara tokoh, ataupun konflik dalam persoalan maupun
konflik dalam diri seorang tokoh. Konflik inilah nanti yang akan mendorong
dialog dan menggerakkan action.
Manusia dan Kesusastraan
Ilmu
Budaya Dasar secara sederhana adalah pengetahuan yang diharapkan mampu
memberikan pengetahuan dasar dan umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah manusia dan kebudayaan. Suatu karya dapat saja
mengungkapkan lebih dari satu masalah, sehingga ilmu budaya dasar bukan ilmu
sastra, ilmu filsafat, ataupun ilmu tari yang terdapat dalam pengetahuan
budaya, tetapi ilmu budaya dasar menggunakan karya yang terdapat dalam
pengetahuan budaya.
Pengetahuan
budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai makhluk berbudaya. Sedangkan
ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep.
Pokok-pokok yang terkandung dari beberapa
definisi kebudayaan adalah sebagai berikut.
- Kebudayaan yang terdapat antara umat manusia sangat beragam.
- Kebudayaan didapat dan diteruskan melalui pelajaran.
- Kebudayaan terjabarkan dari komponen-komponen biologi, psikologi, dan sosiologi.
- Kebudayaan berstruktur dan terbagi dalam aspek-aspek kesenian, bahasa, adat istiadat, budaya daerah, dan budaya nasional.
Ilmu Budaya Dasar merupakan pengetahuan
tentang perilaku dasar-dasar dari manusia. Unsur-unsur kebudayaan adalah
sebagai berikut.
- Sistem religi atau kepercayaan.
- Sistem organisasi kemasyarakatan.
- Ilmu pengetahuan.
- Bahasa dan kesenian.
- Mata pencaharian hidup.
- Peralatan dan teknologi.
Pendekatan Kesusastraan
Seni adalah sebuah
karya atau sastra yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Ini
dikarenakan seni merupakan ekspresi manusia terhadap sesuatu. Ilmu budaya dasar
dinamakan Basic Humanities, yang berasal dari bahasa inggris yaitu The
Humanities, dan bahasa latin yaitu Humanus yang berarti manusia, berbudaya, dan
halus. Maka dari itu apabila kita mempelajari The Humanities maka kita akan
menjadi manusia yang berbudaya, dan halus. Sedangkan sastra berasal dari kata
castra berarti tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk
dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia. Seperti catatan ilmu pengetahuan,
kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya. Sastra lebih
mudah untuk berkomunikasi. Karena pada hakikatnya karya sastra merupakan
penjabaran abstraksi. Dan sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang
berkomunikasi. Filsafat juga menggunakan bahasa adalah abstraksi. Cinta kisah,
kebahagian, kebebasan yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Masalah sastra
dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi-materi
yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.
Ada juga tiga hal
yang berkaitan dengan pengertian sastra, yaitu ilmu sastra, teori sastra, dan
karya sastra, yaitu adalah sebagai berikut.
- Ilmu Sastra adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki secara ilmiah berdasarkan metode tertentu mengenai segala hal yang berhubungan dengan seni sastra.
- Teori Sastra adalah asas-asas dan prinsip-prinsip dasar mengenai sastra dan kesusastraan.
- Karya Sastra adalah proses kreatif menciptakan karya seni dengan bahasa yang baik, seperti puisi, cerpen atau novel, atau drama.
Masalah sastra dan seni sangat erat
hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi-materi yang diulas oleh
ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni. Budaya Indonesia
sangat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya.
Ilmu Budaya
Dasar yang dihubungkan dengan Prosa
Prosa adalah suatu
jenis tulissan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang
dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti
leksikalnya. Kata prosa itu sendiri berasal dari bahasa Latin prosa yang
artinya terus terang. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk
mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karena itu, prosa dapat digunakan untuk
surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media
lainnya. Prosa juga dibagi dalam dia bagian, yaitu prosa lama dan prosa baru,
prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruh budaya barat,
dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apapun. Prosa
terbagi atas dua jenis, yaitu prosa lama dan prosa baru sebagai berikut.
Lima komponen dalam Prosa Lama:
- Dongeng
- Hikayat
- Sejarah
- Epos
- Cerita Pelipur Lara
Lima komponen dalam Prosa Baru:
- Cerita Pendek
- Roman atau Novel
- Biografi
- Kisah
- Autobiografi
Nilai-nilai dalam Prosa Fiksi
Sebagai
seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi)
langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan, atau cerita. Dengan
penciptaan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat
sastra. Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain
adalah sebagai berikut.
- Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dan
membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya
sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat
mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang
belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca
juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau
mungkin untuk perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
- Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak
terdapat di dalam ensiklopedia. Dalam novel kita dapat belajar sesuatu yang
lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini,
kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang
asing sama sekali.
- Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa fiksi dapat menstimulasi imajinasi, dan
merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya
bangsa.
- Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat
menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu.
Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon
emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang
disajikan dalam kehidupan sendiri.
Ilmu Budaya Dasar yaang dihubungkan dengan Puisi
Puisi adalah seni tertulis dimana bahasa
digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti
semantiknya. Puisi adalah bentuk karangan yang tidak terikat oleh rima., ritme
ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.
Kreativitas penyair dalam membangun puisi yaitu
sebagai berikut:
- Figura Bahasa.
- Kata-kata yang ambiquitas.
- Kata-kata berjiwa.
- Kata-kata yang konotatif.
- Pengulangan.
Adapun
alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi dalam Ilmu Budaya Dasar, yaitu
salah satunya adalah hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia. Perekaman
dari penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”.
Ini berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan
dasarnya untuk lebih menghidupkan kembali pengalaman hidupnya dari sekedar
kumpulan pengalaman langsung yang terbatas. Dengan pengalaman perwakilan itulah
sastra atau puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa untuk memilki
kesadaran yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya
sendiri serta tentang masyarakat.
Kesimpulan
Ilmu Budaya Dasar secara sederhana adalah
pengetahuan yang diharapkan mampu memberikan pengetahuan dasar dan umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia dan kebudayaan.
Suatu karya dapat saja mengungkapkan lebih dari satu masalah, sehingga ilmu
budaya dasar bukan ilmu sastra, ilmu filsafat, ataupun ilmu tari yang terdapat
dalam pengetahuan budaya, tetapi ilmu budaya dasar menggunakan karya yang
terdapat dalam pengetahuan budaya.
Daftar
Pustaka
Komentar
Posting Komentar