Ilmu Budaya Dasar
Disusun Oleh:
Anggraeni Tri Windyastuti
10116879
1KA25
Fakultas Ilmu Komputer & Teknologi Informasi
Universitas Gunadarma
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat karunia, serta taufik dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah Ilmu Budaya Dasar ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Saya sangat berharap makalah ini dapat
berguna untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar dan
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan ulasan demi perbaikan
makalah yang telah saya buat. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan
saran yang membangun.
Terimakasih
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Harapan berasal
dari kata harap, artinya suatu keinginan, permohonan, penantian. Adapun kata
harapan itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu keinginan yang belum terwujud
dan diupayakan agar terwujud.
Setiap orang
memiliki harapan sendiri-sendiri. Manusia yang tiada harapan dalam hidupnya
tidak ada artinya sebagai manusia. Manusia yang tidak mempunyai harapan berarti
tidak dapat diharapkan lagi keberadaannya.
Rumusan Masalah
1. Pengertian
dan makna harapan.
2. Sebab-sebab
manusia mempunyai harapan
3. Pengertian kepercayaan.
4. Manusia dan
harapan.
Tujuan
Pembahasan
1.Mengetahui dan
memahami makna harapan.
2.Mengetahui dan
memahami sebab-sebab manusia mempunyai harapan
3.Mengetahui dan
memahami makna manusia dan harapan.
4.Memahami
harapan terahir.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pengertian Harapan
Setiap manusia mempunyai harapan, manusia yang tanpa
harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Tanpa harapan manusia tidak ada
artinya sebagai manusia. Manusia yang tidak mempunyai harapan berarti tidak
dapat di harapkan lagi.
Manusia
tidak dapat mencapai semua kebutuhan itu secara sendiri, melainkan butuh
bantuan orang lain sehingga manusia dikatakan sebagai makhluk sosial.
Menurut
Abraham Maslow, kebutuhan hidup manusia dapat dikategorikan menjadi lima
harapan:
1.
Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival), seperti kebutuhan
papan, sandang, dan pangan.
2.
Harapan untuk memperoleh keamanan (safety), yaitu perlindungan dari pemerintah
dan agama.
3.
Harapan memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (beloving and
love)
4.
Harapan untuk memperoleh status atau diterima dan diakui di lingkungannya. Dalam
perolehan status dapat dibedakan antara yang ascribe (berdasarkan keturunan)
dan achieve (berdasarkan prestasinya)
5. Harapan untuk
memperoleh perwujudan dan cita-cita (self actualization), yaitu diakui
eksistensinya sesuai dengan keahlian atau kepangkatan.
2. Sebab-sebab Manusia Mempunyai Harapan
·
Dorongan Kodrat
Kodrat ialah sifat atau pembawaan alamiah yang sudah
terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh tuhan.
·
Dorongan
Kebutuhan Hidup
Sudah kodrat bahwa manusia mempunyai bermacam-macam
kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani itu seperti makan, minum,
pakaian, sandang dan papan, sedangkan kebutuhan rohani adalah mempunyai agama.
·
Kelangsungan Hidup
Untuk melangsungkan hidup, manusia membutuhkan
sandang, pangan, papan.
·
Keamanan
Setiap orang membutuhkan keamanan.
·
Hak dan
Kewajiban Mencintai dan Dicintai
Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan
pertumbuhannya manusia maka tumbuh pula kesadarannya akan hak dan kewajiban.
·
Status
Setiap manusia membutuhkan status.
·
Perwujudan
Cita-Cita
Manusia berharap diakui keberadaanya sesuai dengan
keahliannya atau pangkatannya atau profesinya.
3.
Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya
mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang
berhubungan dengan pengakuan dengan pengakuan atau keyakinan.
Ada 3 teori kebenaran Dr.Yuyun Suriasumantri dalam
bukunya “Filsafat ilmu, sebuah pengantar popular.”
1.
Teori Koherensi atau Konsistensi
Suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu
bersifat koheransi atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang
dianggap benar.
2.
Teori Korespondensi
Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan
benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi
(berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
3.
Teori Pragmatis
Suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah
pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran
adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas:
1. Kepercayaan Pada Diri Sendiri
Ditanamkan pada setiap pribadi manusia. Percaya pada
diri sendiri pada hakekatnya percaya pada tuhan yang maha esa. Percaya pada
diri sendiri, mengganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu
mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2. Kepercayaan Kepada Orang Lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya
kepada saudara, orang tua, guru. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu
percaya terhadap kata hatinya, perbuatannya yang sesuai dengan kata hati, atau
terhadap kebenarannya.
3. Kepercayaan Kepada Pemerintahan
Berdasarkan pandangan teorikratis menurut etika,
filsafat tingkah laku karya Prof.Ir.Poedjawiyatna Negara itu berasal dari
tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia atau
setidaknya tuhanlah pemilik kedaulatan sejati.
4. Kepercayaan Kepada Tuhan
Kepercayaan kepada tuhan yang maha kuasa itu amat
penting karena keberadaaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi
diciptakan oleh tuhan.
Sistem
Kepercayaan
Asal-usul kepercayaan adalah adanya kepercayaan
manusia terhadap kekuatan yang dianggap lebih tinggi dari padanya.
Oleh karenanya manusia melakukan beberapa hal untuk memperoleh ketenangan
hidup. Ada berbagai teori asal-usul kepercayaan, yaitu:
1. Teori
Kesadaran Jiwa (E.B. TYLOR)
Bahwa
manusia mulai sadar akan adanya jiwa. Asalnya menganut animisme berkembang
menjadi monotheisme.
2. Teori Batas
(J.G. FRAZER)
Manusia
mempunyai keterbatasan dalam pemikiran akal. Misalnya: magic, yaitu segala
sistem perbuatan dan sikap manusia untuk mencapai suatu maksud dengan menguasai
dan mempergunakan kekuatan-kekuatan sebagai hukum alam.
3. Teori Krisis
(M.CRAWLEY)
Dalam
kehidupannya manusia mengalami masa krisis misalnya: sakit, takut, stress, dan
sebagainya.
4. Teori
Kekuatan Luar Biasa (R.R.MARETT)
Manusia
merasakan kekagumannya terhadap gejala alam yang memiliki kekuatan
luar biasa.
5. Teori
Sentimen Kemasyarakatan (E. DURKHEIM)
Adanya
perasaan kemasyarakatan dengan menimbulkan getaran jiwa dan
emosi keagamaan, yang kemudian diwujudkan dalam bentuk benda
atau hewan keramat.
6. Teori Firman
Tuhan
Keyakinan
atau kepercayaan terhadap Sang Pencipta alam semesta.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia
dalam ilmu mantiq adalah al hayawanu nnathiqun yang artinya manusia
adalah hewan yang berakal, manusia dapat merasa dan juga dapat berharap, manusia
tidak bisa lepas dari unsur harapan karena manusia adalah makhluk yang tak
pernah puas dengan apa yang telah di peroleh.
Daftar Pustaka
Sujarwa. 1999. Manusia
dan Fenomena Budaya Menuju Perspektif Moralitas Agama, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset.
Joko
Tri Praserya, 2011, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: Rineka Cipta
Contoh
Kasus
Pasangan dari Abdulfattah atau John dan Joanne
Schieble melahirkan bayi yang bernama Steven Paul Jobs di adopsi oleh Paul dan
Clara Jobs karena ayah dari Joanne Schieble tidak membolehkan dia untuk
berpacaran apalagi menikah dengan laki laki dari Suriah tersebut yang bernama
Abdulfattah atau John.
Steven adalah anak yang pintar dia berkuliah
di Reed College, tetapi apa yang dia harapkan tidak sesuai dengan kenyataannya.
Jobs mengutamakan “liberal” dan “seni” di Reed College, tapi Reed College
mengutamakan kurikulum yang menuntut.
Sesudah enam bulan frustasi karena berusaha
mengikuti irama sesama mahasiswa baru, Jobs menyadari bahwa dia tidak sama
dengan mereka. Dia hidup seperti seniman dan tak suka dengan batas-batas
akademik. Kini Jobs akhirnya drop out untuk selamanya dari
Reed College, menolak pendidikan formal dan memilih pendidikan informal.
Analisis
Setiap manusia memiliki
harapan yang ingin mereka capai. Kadang harapan yang kita inginkan tidak
semuanya bisa terwujud, agar kita bisa mencapai harapan yang diinginkan kita
harus bersungguh-sungguh untuk meraihnya. Pengamatan dan pengalaman dari kehidupan
kita akan menjadi acuan agara kedepannya lebih baik lagi.
Komentar
Posting Komentar